Sabtu, 07 Maret 2015

Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Kondisi Hewan

Studi Kasus : Ikan Arapaima gigas di Kebun Binatang Taman Sari, Bandung

Kebun Binatang Taman Sari, Bandung merupakan salah satu obyek wisata alam flora fauna di Kota Bandung, Jawa Barat. Berfungsi sebagai tempat pengembangan dan pelestarian yang berkomitmen menjaga dan melestarikan berbagai satwa flora dan fauna dengan tujuan menjaga kekayaan alam.

Salah satu flora yang terdapat disana adalah ikan Arapaima gigas. Ikan ini adalah jenis ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan. Ikan ini termasuk ikan jenis predator yang bisa memakan hampir semua binatang yang bisa ditelan olehnya. Namun makanan utamanya adalah ikan-ikan yang ukurannya lebih kecil.

Ikan ini hidup di berbagai tipe habitat, seperti danau dataran banjir di wilayah Sungai Amazon dimana sebagian besar kondisi perairan di wilayah ini memiliki kadar oksigen rendah karena terletak di daerah rawa hutan hujan. Ikan ini termasuk kedalam ikan yang bernafas dengan mengambil udara langsung di atmosfer (obligate air breather). Dimana saat kekurangan oksigen akibat air menyusut biasanya ikan ini akan langsung menghirup udara lewat atmosfer. Untuk itu setiap 10-20 menit ia akan mendekat atau muncul kebagian atas. Namun ketika air di lingkungan kering ia akan menggulungkan diri membentuk bola dan membenamkan diri kedalam lubang sampai air kembali datang. Walaupun di habitat aslinya ikan ini hidup di air dengan suhu mencapai 25-29 derajat celcius dan pH 6.0-6.5, namun ikan ini bisa tetap tumbuh dengan baik di air dengan suhu 31 derajat celcius dan pH 8.5-9.

Ikan Arapaima gigas ini dapat tumbuh mencapai panjang 2 meter dan dalam beberapa kasus luar biasa bahkan lebih dari 2.5 meter dengan berat 100kg dan berat maksimum 200 kg.

Ikan Arapaima gigas yang tertangkap di habitat aslinya
sumber : aquarium hias blogspot.com

Reproduksi ikan ini terpengaruh oleh banjir musiman yang terjadi. Dimana ikan Arapaima gigas  ini meletakkan telurnya selama bulan Februari, Maret dan April ketika tingkat air rendah.

Di Kebun binatang Taman Sari, ikan Arapaima gigas ini ditempatkan di sebuah akuarium kaca tertutup berukuran kurang lebih 2x2x3 meter. Terlihat beberapa ekor ikan berukuran kecil yang bertindak sebagai pakan ikan berada di akuarium tersebut. Intensitas cahaya matahari yang tidak langsung masuk ke akuarium memang tidak mengganggu pertumbuhan ikan tersebut karena ikan ini terbiasa hidup di rawa-rawa dengan intensitas matahari yang kurang. Namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi didalam akuarium, dimana akuarium dibiarkan kosong. Padahal apabila kita membuat sebuah rekayasa lingkungan untuk satu flora diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dengan kondisi di habitat aslinya. Misalnya saja dengan menempatkan batu-batuan, kayu-kayuan dan tanaman didalam akuarium. Selain itu ukuran yang tidak terlalu besar dapat menghambat pergerakan dan pertumbuhan dari ikan jenis ini. Karena seperti diketahui ikan Arapaima gigas ini cukup aktif berenang kesana kemari dan pertumbuhannya pun termasuk cepat. Selain itu kondisi akuarium yang tertutup dapat mempengaruhi aliran sirkulasi udara, padahal seperti kita ketahui bersama ikan ini termasuk jenis ikan yang bernafas dengan mengambil udara langsung dari atmosfer.



Ikan Arapaima gigas di Kebun Binatang Taman Sari, Bandung
Sumber : Dokumentasi pribadi

Melihat kondisi ini, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana suatu rekayasa lingkungan dapat mendukung pertumbuhan dari flora tersebut, dalam hal ini ikan Arapaima gigas. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai dapat membuat ikan mengalami tekanan fisiologis diluar toleransinya serta menurunnya daya tahan ikan terhadap penyakit. Memang selama ini belum diketahui penyakit apa saja yang rentan menyerang ikan ini karena jenis ikan ini termasuk kuat. Dari berbagai masalah yang telah diuraikan tersebut di atas dapat diperbaiki dengan tiga cara, yaitu melalui manajemen biota, manajemen lingkungan serta manajemem pakan yang baik.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar